Alamat Kantor:
Zavira Regeny Blok A7
Batas Kota Pekanbaru - Kampar, Riau — Indonesia
Daftar Isi :
Kita masih bahas soal faktor ranking website yang harus di optimasi untuk meningkatkan kinerja SEO website di Google.
Salah satu faktor tersebut adalah bounce rate.
Tidak ada pilihan lain, kecuali harus lebih akrab dengan istilah ini. Karena, proses SEO yang dilakukan tidak akan pernah lepas dari istilah ini.
Karena bounce rate adalah salah satu faktor ranking website.
Sangat berpengaruh pada naik atau turunnya ranking website anda pada hasil pencarian Google organik.
Tidak itu saja, ia juga berpengaruh pada konversi.
Semakin tinggi angka bounce rate, menunjukan makin banyak orang yang kabur meninggalkan website tanpa melakukan apapun.
Pada kesempatan ini kita akan bahas tentang bounce rate ini lebih jauh. Bagaimana cara melihat bounce dan cara optimasinya.
Baik mari kita bahas sama-sama
Apa itu Bounce Rate
Sebelum kita membahas bounce rate lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui apa itu bounce terlebih dahulu.
Aktifitas bisa berupa klik menu, link, buka halaman baru dan lainnya.
Melalui persentase bounce rate ini kita bisa mendapatkan gambar umum terkait dengan kualitas website. Baik konten, page speed, user experience dan lainnya.
Makin kecil bounce rate makin bagus. Sebaliknya, makin besar bounce rate makin jelek kinerja SEO website anda sehingga harus di optimasi ulang.
Dan metrik SEO yang satu ini memiliki pengaruh yang cukup besar pada peringkat website di Google organik, oleh karenanya tidak bisa diabaikan.
By the way, bounce rate adalah salah satu faktor ranking website
Umumnya bounce rate disajikan beruapa angka-angka. Dan angka-angka yang ditampilkan di Google Analytics adalah angka rata-rata.
Agar lebih real, kami akan berikan contohnya.
Misalnya anda punya trafik organik sebanyak 2000 trafik perbulan. Dari total trafik tersebut ada 400 terindikasi bounce rate.
Maka persentase bounce ratenya adalah :
Pbr = (Jbr / Tkj) x 100% = (400 / 2000 )x 100% = 20%
Dimana :
Pbr = Persentase Bouce rate
Jbr = Jumlah bounce rate = 400 kunjungan
Tkj = Total kunjungan persatuan waktu = 2000 kunjungan
Persentase bounce rate website anda jika dilihat dari data asumsi diatas adalah sebenar 20%, menurut kami cukup rendah.
Walaupun standar angka bounce antar satu website dengan yang lainnya tertentu berbeda. Dipengaruhi oleh model websitenya.
Bounce rate portal berita, markeplace dan ecommerce tertentu berbeda satu sama lainnya. Karena cara user berinteraksi berbeda.
Untuk mengetahui bounce rata-rata untuk masing niche website tidaklah mudah. Kita harus memiliki data yang lengkap dalam jangka waktu yang lama.
Sehingga sangat sulit dilakukan secara manual.
Namun, jika anda penasaran angka bounce rata-rata untuk sebuah niche website. Coba kumpulkan 10-100 website yang anda anggap mewakiliki sebuah niche dan kemudian cek menggunakan alexa.
Kumpulkan bounce rate masing-masing website tersebut.
Selanjutnya barulah kita rata-ratakan bounce ratenya. Jika memungkinkan kumpulkan bounce rate website untuk 1-6 bulan, sehingga angkanya lebih akurat dan valid.
Tapi, perlu diketahui bahwa angka bounce rate sangat dinamis. Akan berupa seiring berjalannya waktu dan berubahnya perilaku user internet.
Kita tahu, persentase bounce yang besar pertanda buruknya kualitas halaman website. Sehingga perlu tindakan lebih lanjut untuk mengoptimasinya.
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi tingginya rasio pentalan, beberapa diantaranya adalah :
Tag judul dan meta deskripsi ini adalah fitur yang paling awal di lihat oleh user.
Ia tidak saja berpengaruh pada bounce rate, tapi lebih berdampak pada rendahnya angka CTR website. Karena tidak dioptimalkan dengan baik.
Saat membuat tag judul dan deskripsi, usahakan untuk mempertimbangkan 2 metrik SEO ini. CTR website dan juga bounce rate.
Disatu sisi tag judul harus mampu mendorong user untuk klik, disisi lain tag judul juga tidak boleh terlalu bombastis sehingga tidak relevan dengan isi halaman website.
Keduanya harus seimbangkan pada saat optimasi.
Agar angka bounce rate tidak terlalu tinggi, maka kita harus memastikan konten yang disajikan relevan dengan yang anda janjikan pada tag judul dan deskripsi.
Jangan pernah untuk menipu user, dengan membuat judul “Clickbait”.
Awalnya mungkin mereka akan berkunjung. Tapi umumnya akan langsung menutup halaman website karena tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
Akibatnya, bounce rate website membengkak sedemikian rupa.
Kadang konten yang relevan saja belum cukup. Kita juga harus menyediakan konten yang berkualitas. Konten yang mampu memberikan solusi atas masalah user.
Kami juga menyarankan agar menyajikan konten dengan baik.
Misalnya dengan membuat struktur yang lebih mudah dipindai sehingga user membaca artikel dari awal hingga akhir. Tujuannya agar time on site naik.
Semakin naik time on site, maka semakin kecil angka bounce rate website.
Intinya kita harus menyediakan konten yang sesuai harapan pencari informasi. Pastikan konten tersebut mampu menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi.
Cara lain untuk mengurangi bounce rate website adalah dengan internal link.
Anda bisa menautkan halaman saat ini dengan halaman lain yang sekiranya memiliki korelasi dari sisi topik maupun masalah yang dibahas saat ini.
Sama dengan konten berkualitas, internal link ini mampu meningkatkan time on site user sehingga secara otomatis bounce rate website juga turun.
Pada saat menerapkan strategi internal link ini, kita harus melakukannya secara wajar. Tidak perlu meniru internal linknya Wikipedia yang sudah memeliki jutaan konten.
Setiap 200-300 kata cukup sertakan 1 sampai 2 internal link saja. Kecuali kita memang harus melampirkan link lain untuk memperlengkap informasi.
Readability secara sederhana bisa kita artikan dengan tingkat kemudahan membaca sebuah artikel. Semakin bagus readability semakin bagus konten anda.
Bagian ini harus sejalan dengan kualitas konten.
Salah satu elemen readability adalah memiliki kalimat pendek, paragraf pendek dan penggunaan kata yang sesuai sehingga tidak membingungkan user.
Menurut penulis pop-up adalah salah satu penyebab tingginya bounce rate.
Untuk pengguna yang sudah lebih maju mungkin penggunaan pop-up tidak akan terlalu berdampak pada bounce rate website, karena mereka tingga tutup saja.
Cuma untuk beberapa user yang tidak terlalu familiar dengan fitur ini, mereka akan kebingungan. Apalagi jika pop-up menutup seluruh halaman website.
Jika ini terjadi, pilihan mereka biasanya menutup website kita.
Ranking website di Google dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Tidak ada ranking factor yang bisa berdiri sendiri.
Oleh karenanya kita harus mengoptimasi semua faktor dengan baik. Mulai dari bounce rate, CTR, Page Speed dan lain sebagainya.
CTR website yang tinggi tidak akan berdampak positif pada ranking dan konversi jika tidak di iringi dengan bounce rate yang bagus.
Itulah mengapa kita harus optimalkan semuanya.
Kami berharap tulisan singkat terkait dengan bounce rate ini bisa membantu teman-teman dalam optimasi halaman website.